Sabtu, 03 Maret 2012

Highest NBL Player





 

TEPUK tangan membahana di Sritex Arena tiap kali Max Yanto masuk lapangan. Meski dia kelahiran Lampung dan membela klub asal Riau, posturnya yang menjulang (216 cm) membuat publik Solo senang dengan kehadirannya. Apresiasi selalu diberikan penonton setiap kali dia mencetak poin dengan cara yang sangat efektif. Memanfaatkan postur yang menjulang, dia tidak perlu banyak aksi untuk menceploskan bola ke ring.

Tidak hanya di dalam lapangan, di luar lapangan dia "laris". Banyak fans yang meminta tanda tangan maupun foto bareng.

Dibandingkan dengan musim lalu, sambutan fans basket Solo kepada Max jauh lebih heboh pada musim ini. Itu tidak lepas dari performa Max yang memang jauh lebih baik daripada musim lalu. Jika bersama Muba Hangtuah musim lalu dia lebih sering duduk di bangku cadangan, kini dia adalah top scorer untuk NSH GMC. Max sudah membukukan 58 poin dalam enam pertandingan. Dia unggul atas Reza Israelli T. Wongkar yang telah membukukan 57 poin untuk NSH dari sembilan pertandingan.

Tidak hanya produktif mendulang poin, Max mampu memaksimalkan postur yang menjulang untuk rebound. Dalam dua laga terakhir, pemain kelahiran 7 Juli 1983 itu berhasil membukukan double-double. Saat melawan Bimasakti Nikko Steel Malang, dia membukukan 19 poin dan sepuluh rebound. Berikutnya, melawan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta, Max menjaringkan 18 poin dan 16 rebound.

Sukses Max sejauh ini tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan oleh pelatih NSH GMC Tri Adnyanaadi Lokatanaya. Minute play-nya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan saat dia membela Muba musim lalu.

"Max kami beri kesempatan main banyak karena memiliki banyak keunggulan dengan tinggi badannya," ucap Tri.

Selain itu, Tri memberikan "terapi" khusus kepada max untuk mengemban kepercayaan tersebut. Selain harus mengikuti latihan reguler bersama pemain NSH GMC lain, dia mesti menjalani menu latihan khusus yang disiapkan untuk dia. Menu khusus untuk Max itu, antara lain, latihan fisik on court dua kali seminggu, latihan fisik di lintasan satu kali, dan joging ekstra selama 45 menit menjelang setiap sesi latihan.

Latihan keras tersebut berhasil menyusutkan berat badan Max sampai 5 kg. Kini bobotnya adalah 125 kg. Dengan badan yang lebih ringan, dia lebih gesit dalam bermain.

"Saya turun 5 kg, badan jadi lebih enteng. Ini tidak lepas dari menu latihan lari yang saya jalani selama ini," kata Max dengan wajah semeringah.

Meski berat, Max menjalani setiap menu latihan ekstra dengan penuh semangat. Dia sadar, kepercayaan yang diberikan pelatih kepadanya harus dibayar dengan performa yang terus meningkat. Untuk mewujudkannya, latihan keras adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Meski Max sudah mulai berkembang, jajaran pelatih NSH belum puas dengan performanya. Tri menyatakan, Max seharusnya bisa berbuat lebih banyak dengan memanfaatkan tinggi badan.

"Ini masih belum maksimal. Saya targetkan dia bisa mencetak minimal 25 poin di setiap pertandingan," tegas Tri.

Target itu memang tidak mudah. Namun, Tri menyatakan sudah memiliki pola latihan yang dianggap tepat untuk menggenjot performa anak asuhnya tersebut. Saat ini dia memang baru menempa endurance Max. Sementara itu, agility belum terlalu dimaksimalkan.

"Max adalah pemain spesial. Karena itu, latihannya pun harus spesial. Sekarang speed-nya sudah terlihat. Cuma reaksinya memang belum maksimal. Ini butuh proses," ucap Tri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar